Kamis, 20 November 2014

Rasa sakit #1

Rasa sakit? 
Uhm.....
Lu kebeset apa? Lu kepentok apa?
Sehat kan?

Sorry cuy, gue ga kebeset, kepentok, ketabrak, kebanting, atau kenak bakteri/ virus.
Gue mengalami apa yang disebut "sakitnya tuh di sini"
Lebih spesifiknya, gue mengalami "krisis senioritas"
Lebih gampangnya, "gue dipermalukan, dipermainkan, diremehkan anak ingusan"

Di sini gue punya tiga pertanyaan buat diri gue sendiri:
- Senioritas? Jadi lu pengen banget dihormati?
- Dipermalukan, dipermainkan, diremehkan? Lu aja yang lebay kali
- Anak ingusan? Se-ingusan apa? Emang lu nggak?

Dalam waktu dua jam lebih sejak gue berpisah dengan anak ini (sebut saja di Budi), gue memiliki beberapa pemikiran dalam diri gue

1. Aslinya gue memang ingin dihormati, lebih tepatnya dihargai oleh semua orang, bukan hanya             orang yang lebih muda/ junior dari gue. Dan gue juga meyakini semua orang ingin dihargai oleh         orang lain, dan ada orang-orang yang ingin dihormati. Tetapi, gue memang dalam beberapa                 kesempatan menemui diri gue ingin dihormati dan gila hormat (gue ngga pengen pake kata                 'sedikit', karena memang 'gila hormat' itu menurut gue salah dan gue ga boleh memakai suatu               istilah untuk memperhalus kondisi 'gila hormat' gue). Hal ini terutama terjadi pada orang yang             meremehkan status sosial dan TERUTAMA keahlian dan kemampuan gue di bawah standar yang       gue yakini. Di lain pihak, hal lain yang gue sadari adalah: gue jarang bergaul, gue masih kaku             dengan sekitar gue. Hal ini membuat pengalaman gue dalam hubungan antara manusia masih               rendah. Sulit untuk membuat diri gue bisa tertawa bersama orang-orang yang menertawakan gue.

2. Mempermalukan adalah kata yang datang dari hati. Itu murni datang dari dalam diri seseorang.           Gue beranggapan seperti itu karena dia menunjukkan kesalahan gue berulang-ulang dengan                 sikap superior. Ngga tau gue yang mukanya kurang tebel atau memang itu sebuah tindakan ngga         pantas, gue masih belum bisa memastikan. Dipermainkan gue dapat dari cara dia bersikap terhadap     gue. Mulai dari joke-joke yang memiliki jebakan hingga cara menerangkan yang ngga                         menerangkan. Berkali-kali dia menjelaskan sesuatu ke gue, gue tetep ga ngerti. Sekali dijelasin           sama orang lain, gue langsung ngerti. Entah ini karena kurangnya kemampuan dia dalam                     menerangkan, atau dia memang mempermainkan gue, gue ga paham. Dan gue bener-bener merasa     diremehkan. Ngga, gue merasa gue ga lebay. Buktinya ada yang merasakan hal yang sama kayak       yang gue rasakan. Dan menurut gue, dia semakin menjadi-jadi ketika gue mengambil posisi 'aku         memang tidak tahu apa-apa' ketika dia mempermainkan gue. 

3. Yep, dia.bocah.ingusan. I'm 100% sure of it. Walaupun kemampuan dia lebih baik dari gue,                 prestasi dia lebih besar, dia lebih perfeksionis dari gue, dan lebih muda dari gue, Adalah empati           yang kurang dari dia. Lucunya, gue baru-baru ini dicap menjadi 'Ms. Lack of Empathy' untuk             beberapa temen-temen gue (which was devastating). Yep, gue akui gue sendiri masih ingusan.             Kebijaksanaan gue baru setinggi 1 mL air di dalam tandon air. Hanya... INGETIN GUE untuk             selalu mencari kebijaksanaan.

PR dari hari ini:
- selalu hargai semua orang seperti gue ingin dihargai
- perbanyak pergaulan, latihan menghadapi berbagai manusia
- muka badak 
- ikhlas, bersikap terbuka, kontrol ego
- belajar ngebalas hinaan dengan joke 
- CARI KEBIJAKSANAAN

Berproses tiap hari
Belajar tiap hari
Hindari lubang yang sama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar